ALLAHU AKBAR......ALLAHU AKBAR.......ALLAHU AKBAR.......LAAILA HAILLALLAHHU ALLAHU AKBAR.....ALLAHU WALLILA HILHAM. Hari ini dan hari esok tanggal 16 sampai 17 November 2010 kita akan sering mendengar kumandang takbir ini. Gema takbir, tahlil, serta tahmid berkumandang di sejumlah daerah di tanah air. Tidak terkecuali di salah satu lokasi pengungsian warga akibat erupsi Gunung Merapi di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Senin.
Takbir pada hari raya Idul Adha dimulai sejak fajar hari Arafah hingga Ashar hari keempatnya atau tanggal 13 Dzul Hijjah. Di antara bunyi takbir yaitu :
اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ada juga bentuk lain yang disandarkan kepada Salman radliyallah 'anhu.
اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا
Sedangkan bacaan shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam memang diperintahkan pada semua waktu. Tapi, menggabungkannya dengan kalimat takbir ini tidak pernah dicontohkan oleh beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak pula oleh salah seorang sahabatnya.
Takbir pada Dzul Hijjah ada dua macam, takbir secara umum dan khusus
Takbir yang umum boleh dibaca sejak hari pertama bulan Dzul Hijjah sampai datangnya hari raya. Boleh dilaksanakan di jalan-jalan, pasar dan di Mina dengan suara yang bersahut-sahutan.
Sedangkan takbir khusus maksudnya takbir yang dikumandangkan sesudah shalat lima waktu, lebih khusus lagi dalam shalat berjamaah, sebagaimana yang disebutkan oleh para fuqaha'.
Begitu juga ketika berada di tempat Shalat Ied. Ketika diperjalanan dan ketika duduk menunggu shalat. Seseorang dianjurkan untuk bertakbir tidak hanya diam, baik di Idul Fitri ataupun Idul Adha. Karena hari ini disunnahkan menampakkan syiar-syiar Islam.