Masih suka memakai software bajakan? Waspada saja, 63% software
bajakan di Asia Tenggara berisiko tinggi mengandung malware. Software
bajakan tersebut termasuk DVD dan software yang sudah diinstal di
komputer sejak dibeli. Demikian sebuah laporan yang dikemukakan
Microsoft baru-baru ini.
Studi tersebut dilakukan pada 118 sampel software bajakan yang dijual
di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam. Telah ditemukan
sekitar 2000 malware dan virus pada sampel-sampel tersebut. Ditemukan
pula program bajakan sistem operasi Windows yang 77%-nya sudah
menghilangkan sebagian fungsi dan layanan third-party. Hal ini cukup
signifikan, sebab dengan menghilangkan Windows Update berarti membuat
komputer lebih rentan terhadap serangan virus berbahaya.
Jeff Bullwinkel, direktur Microsoft untuk Asia Pasifik dan Jepang
mengatakan, “ Pembajakan software adalah lahan bagi cybercrime. Orang
pikir harganya murah, padahal jika sudah terserang malware, maka biaya
yang dibutuhkan untuk pemulihan akan lebih mahal lagi.”
Sementara Zahri Yunos, CEO CyberSecurity Malaysia,
menambahkan bahwa memakai software bajakan sama dengan bertetangga
dengan penjahat dan meninggalkan rumah dalam keadaan pintu terbuka.
Microsoft akan memperluas risetnya ke lebih banyak sampel PC dan DVD
bajakan di Asia Tenggara. Mereka akan mempublikasikan studi tersebut
pada kwartal pertama 2013.
Laporan lain dari Business Software Alliance (BSA) mengatakan hingga
Mei 2012 lalu 63% komputer di Asia Pasifik menggunakan software bajakan.
Sementara di tataran global, sebanyak 57%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar