Sabtu, 22 Desember 2012

3 dari 5 Software Bajakan Mengandung Malware

Masih suka memakai software bajakan? Waspada saja, 63% software bajakan di Asia Tenggara berisiko tinggi mengandung malware. Software bajakan tersebut termasuk DVD dan software yang sudah diinstal di komputer sejak dibeli. Demikian sebuah laporan yang dikemukakan Microsoft baru-baru ini. 

Studi tersebut dilakukan pada 118 sampel software bajakan yang dijual di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam. Telah ditemukan sekitar 2000 malware dan virus pada sampel-sampel tersebut. Ditemukan pula program bajakan sistem operasi Windows yang 77%-nya sudah menghilangkan sebagian fungsi dan layanan third-party. Hal ini cukup signifikan, sebab dengan menghilangkan Windows Update berarti membuat komputer lebih rentan terhadap serangan virus berbahaya.

Jeff Bullwinkel, direktur Microsoft untuk Asia Pasifik dan Jepang mengatakan, “ Pembajakan software adalah lahan bagi cybercrime. Orang pikir harganya murah, padahal jika sudah terserang malware, maka biaya yang dibutuhkan untuk pemulihan akan lebih mahal lagi.”

Sementara Zahri Yunos, CEO  CyberSecurity Malaysia, menambahkan bahwa memakai software bajakan sama dengan bertetangga dengan penjahat dan meninggalkan rumah dalam keadaan pintu terbuka.

Microsoft akan memperluas risetnya ke lebih banyak sampel PC dan DVD bajakan di Asia Tenggara. Mereka akan mempublikasikan studi tersebut pada kwartal pertama 2013.
Laporan lain dari Business Software Alliance (BSA) mengatakan hingga Mei 2012 lalu 63% komputer di Asia Pasifik menggunakan software bajakan. Sementara di tataran global, sebanyak 57%.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar